– H Ahmad Doli Kurnia Tandjung ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Papua sementara menggantikan Klemen Tinal. Ketua DPR RI Komisi II itu tiba di Jayapura Jumat (25/6/2021) siang. Selama empat hari berada di Jayapura, Ahmad Doli Kurnia Tandjung memiliki beberapa agenda penting, pasca kepergian Klemen Tinal.
Ketika diwawancarai pria berusia 49 tahun ini menyebutkan agenda utama selama berada di Jayapura, untuk membangun semangat dan harapan baru sehingga Golkar Papua terkonsolidasi dan siap menghadapi agenda agenda politik, termasuk Pemilu 2024 nantinya. Disamping itu kata Ahmad Doli, dirinya akan mengumpulkan seluruh kader Partai Golkar di Papua untuk membicarakan konsolidasi yang sudah dilaksanakan Klemen Tinal sebelumnya. "Program apa yang sudah jalan kami akan lihat dan kami akan teruskan yang sudah dikerjakan beliau," ucapnya.
Namun yang terpenting, menurutnya saat ini Partai Golkar telah bangkit setelah kepergian orang nomor satu di DPD Golkar Papua, Klemen Tinal. "Inti dari kunjungan ke Kota Jayapura ialah agar Forkopimda tahu bahwa setelah mendapatkan musibah, atas kepergian Klemen Tinal, Golkar sudah menunjuk pelaksana tugas, guna menjalankan rodanisasi Partai di Papua," tegasnya. Selain fokus pada konsolidasi partai, Ahmda telah mengagendakan bertemu pimpinan daerah, termasuk Forkopimda Provinsi Papua.
Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal meninggal dunia pada Jumat (21/5/2021) sekira pukul 03.43 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta. Putri kandung Klemen Tinal, Lidia menyebut sang ayah meninggal dunia karena mengalami sakit jantung. Bahkan kata Lidia, almarhum ayahnya tersebut sudah dipasangkan ring untuk dapat menjaga kinerja jantungnya.
"Sudah punya riwayat penyakit jantung koroner berapa kali, beberapa tahun lalu sudah sempet pasang ring, kita di Singapura pasang beberapa ring," tutur Lidia Natalia Tinal kepada awak media di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Jumat (21/5/2021). Menurut Lidia, kondisi sang ayah sempat menurun pada April lalu karena kesehatan jantungnya kembali kambuh, namun pada saat itu masih dapat tertolong. Tak hanya itu kata Lidia, ayahnya juga menderita penyakit kolesterol, serta diabetes militus yang membuat kesehatannya sempat tidak stabil.
Padahal katanya, Klemen Tinal ingin melakukan tindakan operasi bypass jantung, namun urung dilakukan karena kondisinya yang belum membaik. "Sambil menunggu tindakan selanjutnya yang dokter sarankan bapak harus jalankan operasi bypass buat jantungnya. Tapi itu tidak bisa dilakukan kalau kondisi bapak belum stabil, jadi semua harus stabil mulai dari gula darah, kolesterol dan tanda vital lainnya," tuturnya. Hingga pada akhirnya, pada pagi tadi sekitar pukul 03.00 WIB Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta.
Setelah sebelumnya kata Lidia, sang ayah mengalami nyeri di dada yang sangat hebat, yang diyakini keluarga merupakan serangan jantung. "Tiba tiba jam 03.30 WIB kita bawa ke RS Abdi Waluyo karena bapak nyeri dada yang hebat dan kami tahu itu sepertinya serangan jantung. kami bawa ke IGD RS abdi waluyo sampe disana, ternyata bapak sudah tidak ada, bapak sudah meninggal." "Jadi serangan jantung yang membuat bapak meninggal dunia. Kalau tidak salah jam 03.30 (kejadiannya) tapi waktu kematiannya 04.00 WIB," imbuhnya.